27 February 2017

Sejarah Panglima Perang (Khalid bin Walid)

Kejayaan umat islam tetap berdiri kokoh, begitupun saat di masa kepemimpinan Khalid bin Walid sang panglima perang (642 - 584). Artikel berikut akan mengulas sejarah dari penglima perang yang termahsyur dan paling ditakuti di medan perang pada zamannya.

خالد بن الوليد, dalam bahasa Arabnya (al-Walid). Khalid bin Walid dijuluki sebagai sebagai Saifullah Al-Maslul, yang artinya : "pedang allah yang lurus". Khalid bin walid adalah seorang panglima perang yang telah berhasil membawa kejayaan umat islam, bahkan menjadi panglima tertinggi untuk Nabi Muhammad SAW dan penerus selanjutnya. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan piawai dalam memanajen formasi perang dan strategi yang cerdik sehingga musuh dapat ditakhlukkan.

Khalid bin Walid berasal dari Suku Quraisy, beliau lahir sekitar tahun 592 atau sekitar 17 tahun sebelum tiba masa pembangunan islam. Ayah Khalid bin Walid bernama Walid bin al-Mughira yang merupakan seorang kepala suku dani kaum banu Makhzum yaitu bangsa Quraisy. Ibunya bernama Lababah. Khalid bin Walid ternyata pernah beradu gulat dengan Umar bin Khatab sampai suatu ketika kaki Umar bin Khatab patah akibat adu gulat dengan Khalid bin walid, yang merupakan saudara sepupunya. Umar bin khattab dan Khalid bin Walid merupakan saudara sepupu, yang menurut beberapa kisah diantara keduanya pernah saling berselisih paham sampai akhirnya Khalid bin Walid diberhentikan dari kemiliteran, hal ini menjadikan hati Khalid bin Walid sedikit gelisah.

Pertama Kali Khalid bin Walid Masuk Islam

Dikisahkan bahwa Khalid bin Walid dahulu pertama masuk islam yaitu setelah perang Uhud. Sebelumnya Khalid bin Walid adalah seorang militer yang sangat tersohor dan termahsyur serta tak terkalahkan, gagah berani, tetapi sayang sekali pada saat itu Khalid bin Walid belum masuk islam. Khalid bin Walid yang merupakan seorang panglima perang kaum Quraisy dan telah memeluk agama islam pada saat perang Uhud selesai dan beliau mermendapatkan hidayah ketika Bilal melantunkan Ayat suci Al-Qur'an surat Al-Hujurat (Qs 49 : 13). Bilal dikisahkan sebagai seorang budak yang berkulit hitam dan buta huruf, tetapi mempunyai suara yang sungguh merdu, sehingga dengan izin Allah SWT Khalid bin Walid mendapatkan hidayah dan masuk islam.

Setelah Khalid bin Walid masuk islam, maka Nabi Muhammad SAW memberi gelar "Syaiffullah" yang artinya adalah pedang allah yang terhempus. Dari sinilah dengan masuknya Khalid bin Walid menjadi beragama islam, maka kejayaan umat islam semakin kuat dan bisa menaklukkan kota Mekkah dan pasukan kafir Quraisy pada masa itu hingga sekarang.

Peran Panglima Perang (Khalid bin Walid) di Perang Mu'tah

Khalid bin Walid telah dipercayakan untuk memimpin pasukan dalam medan perang Mu'tah. Awalnya pasukan umat islam di pimpin oleh Zaid bin haritsah (ditunjuk langsung oleh Rasulullah SAW), kemudian dilanjutkan oleh Ja'far bin Abi Thalib, selanjutnya berpindah ke Abdullah bin Rawahah dan yang pada akhirnya Khalid bin Walid sang panglima perang mengambil alih, karena pemimpin perang yang di amanatkan sebelumnya telah mati syahid di medan perang.

Dengan kepiawan Khalid bin Walid dalam mengatur strategi, teknik, dan manajemen dalam peperangan dapat memuahkan hasil yang sangat luar biasa. Saat itu pasukan perang kaum muslimin berjumlah sekitar tiga ribu personil, sangat jauh perbandingannya dengan pasukan perang bangsa Romawi yang berjumlah dua ratus ribu personil. Dari sinilah kemunculan kembali sikap kepemimpianan kaum muslimin yang pantang menyerah sebelum turun ke medan perang.

Baca artikel lengkap : Perang Mu'tah

Pengorbanan dan perjuangan Khalid bin Walid di pertempuran lainnya

Khalid bin walid telah meneteskan jejak-jejak perjuangannya untuk membela agama islam, diantaranya dengan ikut berperan aktif dalam beberapa peperangan seperti, perang melawan kaum murtad, berperang menuju Iraq, dan berperang untuk para ulama yang berbeda pendapat tentang sebab akibat Khalid bin walid di pecat sebagai komando perang di wilayah Syam.

Khalid bin walid pernah menulis sebuah surat yang di tujukan kepada kaisar Persia, yang menyatakan :
"Sungguh aku telah datang kepada kalian dengan pasukan yang lebih mencintai kematian sebagaimana orang - orang Persia menyayangi minuman keras (Khamr). Selain itu Qais bin Hazim pun berkata "Aku telah mendengar Khalid berkata : 'Berjihad telah menghalangiku mempelajari Al-Qur'anul Karim".

Wafatnya Khalid bin Walid 

Di kisahkan dari beberapa riwayat mengenai kematian Khalid bin Walid, diantaranya :
  •  Abu Zannad berkata bahwa, "pada saat khalid sang panglima perang hendak meninggal dunia dia menangis dan berkata, 'Aku telah mengikuti perang ini dan perang lainnya bersama pasukan, dan tidak ada satu jengkalpun dari dari bagian tubuhku kecuali terdapat bekas pukulan pedang atau lemparan panah atau tikaman tombak, dan sekarang aku mati di atas ranjangku terjelembab sebagaimana matinya seekor unta. Janganlah mata ini terpejam seperti mata para pengecut.
  • Dikisahkan dari Sahl  bin Abi Umamah bin Hanif dan bapaknya berasal dari kakeknya, Nabi Muhammad SAW bersabda : "barang siapa yang meminta kepada Allah mati syahid dengan sebenarnya, maka Allah akan menyampaikannya kepada derajar orang - orang yang mati syahid sekalipun dirinya mati di atas ranjangnya.
  • Kemudian pada saat Khalid bin Walid wafat, beliau tidak meninggalkan kecuali kuda, sedangkan senjata dan budaknya yang dijadikan sebagai sedekah di jalan Allah, pada saat itu berita kematian tersebut telah sampai kepada Amirul Mu'minin. Umar bin Khatab berkata, "Semoga Allah memberikan rahmat kepada Abu Sulaiman, sesungguhnya dia seperti yang kami perkirakan.
  • selanjutnya telah disebutkan dalam hadits riwayat Umar bin Khattab mengenai zakat, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Adapun Khalid maka ia telah menyimpan baju besinya dan perlengkapan berperangnya di jalan Allah.
  • Sampai ternyata Abu Bakar adalah orang yang begitu bijaksana. Ketika saat itu tidak risha untuk dilepaskannya Khalid bin walid, kemudian ia berkata, yang artinya: "Demi Allah, aku tidak akan menghunus pedang yang Allah tunjukkan kepada musuhnya sampia Allah yang menghunusnya" (HR. Ahmad dan lainnya).
  • Khalid bin walid wafat pada thun 21 H. Tepatnya di Himsh pada usia 52 tahun.








2 comments

Thanks for your comment, don't forget to subscribe
: D